Selamat membaca dan semoga bermanfaat bagi anda semua

Sabtu, 12 November 2011

Betapa Susah Menghilangkan Citra yang Buruk

Saat orang mendengar kota Demak, banyak pendapat yang keluar dari mulut orang-orang tersebut. Ada yang berpendapat baik dan tak sedikit pula yang bependapat buruk mengenai kota ini. Dan semua pendapat tersebut adalah benar semua, namun penulis akan mencoba membuang kesan buruk mengenai kota ini. Saya mencari kesan-kesan tersebut dengan meminta pendapat dari warga kota lain mengenai kota demak, karena saya adalah perantau yang cukup lama meninggalkan tempat kota kelahiran, sehingga sedikit banyak tahu mengenai pendapat luar akan kota Demak.

Mereka yang berpendapat baik mengenai kota Demak, mengatakan bahwa kota ini adalah kota santri atau kota wali, karena di kota ini sering terjadi perkumpulan walisongo dalam menyiarkan agama islam. Selain itu juga terdapat makam salah satu dari walisongo tersebut, yaitu Makam Sunan Kalijogo, yang terletak di Kadilangu. Selain itu, nuansa agama islam di kota ini juga masih terasa kental. Hal itu karena masih banyaknya pondok pesantren yang mengajarkan tentang ajaran islam yang baik dan benar.

Adapun mengenai kesan buruk dari orang-orang yang mendengar kota demak adalah demak merupakan WC terpanjang di dunia. Saya cukup kaget kala mendengar kata-kata itu. Dan saat saya coba cari tahu alasan mengapa mereka bisa mengatakan seperti itu? Dan jawabannya adalah karena banyak terjadi aktivitas MCK disepanjang sungai jalur pantura.

Namun itulah dulu, di kala PDAM dan PAM belum merambah ke dalam lingkungan warga sekitar pantura. Dan sekarang tentu zaman sudah makin modern dan warga sekitar pantura juga sudah memiliki saluran air sendiri atau menyalur sumber air yang disediakan oleh pemerintah. Hal itu berdampak pada aktivitas MCK di sepanjang jalur pantura yang mulai meredup, dan hanya masih ada sedikit warga yang menggunakan air sungai untuk mandi dan mencuci di jalur itu. Namun, kenapa citra WC terpanjang di dunia belum hilang dari kota demak tercinta ini? Tentu ini menjadi tugas bersama pemkab Demak dan warga untuk menghilangkan citra buruk tersebut. Jangan sampai kota tempat tinggal yang kita cintai ini selalu mendapat citra yang buruk dari warga kota lain.

Selain itu, warga demak juga erat dikaitkan dengan pengemis dan peminta-peminta. Karena tak jarang di setiap kota besar ataupun kecil di temukan para pengemis berasal dari kota demak. Tentu hal ini makin membuat citra demak buruk. Dengan hal ini saya ingin menanyakan pemerintah Demak, sudah pernahkah pemerintah mencoba untuk mengentaskan kemiskinan dari warganya? Kalau memang sudah, seperti apakah langkah-langkah pemerintah dalam mengentaskan kemiskinan dan pengangguran? Dan Sampai manakah hasil program tersebut? Mohon ini menjadi perhatian yang serius bagi Pemkab Demak, supaya citra yang buruk hilan dari kota ini.

Saya selaku penulis ingin mengajak pemerintah dan warga untuk membuang citra yang buruk pada kota ini. Bagi pemerintah, pikirkanlah perekonomian warga dan jangan memikirkan kepentingan pribadi, serta laksanakan amanat warga dengan sebaik-baiknya. Bagi warga, cintailah kota Demak ini dengan menjaga lingkungan agar tetap bersih dan setiap berada di kota perantauan ,berilah kesan yang baik tentang kota ini pada warga di kota yang kau tinggali itu. Dengan hal ini, saya yakin kota Demak akan hilang dari citra buruknya dan selalu memberikan citra yang baik bagi seluruh warga di Indonesia, bahkan maca Negara. Salam Perubahan!!!!!!